Arsip Tag: Batu Basong

Arti Kode Desa Suntalangu

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri) Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan, telah ditentukan kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa di Seluruh Indonesia.

Itulah sebagai dasar yang menentukan Kode Desa Suntalangu.  Kemudian dibuat turunan atau sambungan untuk wilayah dusun.

Kode Desa Suntalangu adalah : 52.03.16.2004, dimana

52 = Provinsi Nusa Tenggara Barat

03 = Kabupaten Lombok Timur

16 = Kecamatan Suela

2004 = Desa Suntalangu

Selanjutnya disambung oleh nomor urut dusun, sehingga:

Dusun Suntalangu kode 52.03.16.2004.001

Dusun Batu Basong I kode 52.03.16.2004.002

Dusun Batu Basong II  kode 52.03.16.2004.003

Dusun Dasan Baru kode 52.03.16.2004.004

Dusun Dasan Modok kode 52.03.16.2004.005

Dusun Lelonggek kode 52.03.16.2004.006

Acara Perpisahan KKN Unram Periode I Tahun 2012

Setelah melaksanakan semua program dalam rangka pengabdian kepada masyarakat selama 45 hari, KKN Unram Periode I Tahun 2012 berakhir yang ditandai dengan acara perpisahan pada hari Ahad, 4 Maret 2012.

Seperti dipaparkan oleh Ketua KKN, Chairul Rajul, bahwa serangkaian program yang direncanakan telah dilaksanakan dengan baik, walaupun disana-sini masih banyak kekurangan. Beberapa diantara kegiatan yang dilaksanakan antara lain penyuluhan kesehatan dengan tema Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), penghijauan atau penanaman pohon sepanjang jalan jurusan Batu Basong – Pelonggo (terdiri dari pohon asam, jati, sonokling, palm, nangka dll), Pemberantasan Buta Huruf (PBH), mengajar di SDN 5 Suntalangu, kebersihan lingkungan, pembuatan plang nama-nama jalan dan gang, pembuatan peta, mengadakan berbagai pertandingan/lomba dan lain-lain.

Dalam kesempatan tersebut Sekdes Suntalangu, Jayadi, A.Ma.Pd. berkesempatan memberikan kata-kata sambutan dan pelepasan. Dikatakan bahwa dengan telah selesainya melakukan kerja keras melalui program KKN, bukan berarti tugas mahasiswa pada masyarakat sudah selesai. Sebab, walaupun mulai saat ini para mahasiswa akan kembali ke kampus, namun pada akhirnya tidak lama lagi tentu akan kembali ke masyarakatnya masing-masing. Satu tugas selesai, namun tugas-tugas lain yang lebih berat sudah menanti.

Sedangkan kesan terhadap mahasiswa selama ber-KKN, semuanya berjalan dengan baik sesuai dengan program yang dibuat. Demikian pula terhadap pergaulan mereka dengan masyarakat nampaknya sangat baik, sehingga keberadaan KKN selama 45 hari telah memberi kesan tersendiri pada masyarakat.

Acara perpisahan dirangkaikan dengan pembagian hadiah kepada para juara lomba dan pertandingan, yang terdiri dari juara 1,2 dan 3 dari lomba azan, menghafal ayat pendek putra putri tingkat SD dan SMP, cerdas cermat, lari karung dan memasukkan paku ke dalam botol. Inilah beberapa fhoto kegiatan KKN Unram Periode I Tahun 2012 yang sempat dijepret kamera Sekdes.

Pemilihan Kepala Dusun Batu Basong II Desa Suntalangu

Batu Basong (basong=anjing) merupakan nama dusun di desa Suntalangu Kecamatan Suela Lombok Timur. Dinamakan demikian, karena konon pada zaman dahulu ada seekor anjing milik ‘datu’ yang tertinggal di pinggiran hutan. Karena lama menunggu tuannya, akhirnya anjing itu berubah menjadi batu. Dan batu itu masih ada sampai sekarang yang bentuknya mirip seekor anjing yang sedang duduk menunggu. Batu Basong sendiri dibagi menjadi dua kedusunan, yaitu Batu Basong I dan Batu Basong II.

Dengan telah berakhirnya masa jabatan Kepala Dusun (kadus) Batu Basong II Desa Suntalangu Kecamatan Suela periode 2005-2011, pemerintah desa melalui Panitia Pemilihan Kepala Dusun menyelenggarakan pemungutan suara dalam rangka pemilihan kadus yang baru untuk periode 2011-2017, pada hari Sabtu, 28 Februari 2011.

Proses pemilihan telah dimulai sejak pertengahan Januari 2011, mulai dari pembentukan panitia, penjaringan bakal calon, sosialisasi dan pendataan pemilih. Pada awal penjaringan bakal calon yang berakhir 31 Januari 2011, tiga orang warga masyarakat mendaftarkan diri, masing-masing Rip alias Aq. Pahrurrozi (kadus Batu Basong II periode 2005-2011), Sahrun Zain (dari Dasan Lendang) dan Murjani (dari Gubuk Daya). Namun beberapa hari kemudian, seorang bakal calon memutuskan untuk mengundurkan diri yaitu Murjani, sehingga bakal calon yang tersisa tinggal 2 orang.

Melalui rapat panitia, setelah menerima, meneliti dan mempertimbangkan berkas-berkas administrasi pencalonan sesuai amanat Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur No 3 tahun 2007 Paragraf 8 Mekanisme Pengangkatan Kepala Dusun, Pasal 28 ayat (4) butir a, b, sampai m, maka Panitia Pemilihan Kadus Batu Basong II menetapkan dua orang tersebut sebagai calon yang akan dipilih pada tanggal 28 Februari 2011.

Pada rapat berikutnya ditentukan tanda gambar dan nomor urut calon dalam kartu suara. Setelah memutuskan mempergunakan fhoto calon, dan pencabutan nomor urut, Sahrun Zain mendapatkan nomor urut 1 dan Rip alias Aq. Pahrurrozi nomor urut 2.

Terdapat dua TPS, dengan jumlah pemilih sementara hasil pendataan adalah TPS I sebanyak 519 orang dan TPS II sebanyak 425 orang. Setelah melalui penelitian dan pemeriksaan oleh panitia dan kedua orang calon, maka disepakati jumlah pemilih tetap (DPT) adalah TPS I sebanyak 498 pemilih dan TPS II sebanyak 419 pemilih.

Pemungutan suara ditutup pada jam 16.00 WITa, dan setelah diadakan perhitungan dan rekapitulasi perolehan suara didapatkan :

Jumlah Pemilih dalam DPT                                         917  orang

Jumlah Pemilih yang hadir memberikan suara            617  orang

Sahrun Zain (Calon no. 1) memperoleh                      344  suara

Rip Al. Aq. Pahrurrozi (Calon no. 2) memperoleh     228  suara

Suara yang tidak sah                                                     45  suara

Sejarah Berdirinya Desa Suntalangu

Desa Suntalangu merupakan salah satu dari tujuh desa yang berada di wilayah Kecamatan Suela. Berdiri secara resmi pada tahun 1967 yang merupakan pecahan dari Desa Ketangga. Kepala  desa yang pertama adalah Abdul Mukhtar alias Amaq Mustiarah, dengan wilayah dusun waktu itu, terdiri dari :

  1. Dusun Batu Basong
  2. Dusun Dasan Baru
  3. Dusun Aik Embuk

Suntalangu sebelum menjadi desa, merupakan satu kekadusan dari Desa Ketangga, yaitu Dusun Batu Basong (batu=batu, Basong=anjing). Nama ini memang cukup unik dan seringkali mengundang pertanyaan, kenapa dinamakan Batu Basong yang sampai saat ini diperguanakan sebagai nama dua dusun dalam wilayah Desa Suntalangu?

Beberapa keterangan yang dapat dihimpun dari penuturan para tokoh masyarakat dan tokoh adat, didapat kisahnya sebagai berikut :

Konon pada masa lalu, Pulau Lombok adalah sebuah kerajaan besar yang bernama Kerajaan Selaparang. Kerajaan ini pernah diinvasi oleh kerajaan tetangga dari pulau Dewata Bali. Dalam suasana yang tidak menentu, pengaruh raja Bali ini semakin luas, dilain pihak kekuasaan raja Selaparang terasa semakin terdesak. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi tanpa diduga. Oleh karena itu, untuk menjaga serangan yang tiba-tiba datang dari pasukan Raja Bali ke pusat pemerintahan raja Selaparang, maka raja mengajak keluarganya untuk mengungsi meninggalkan kotaraja Selaparang. Karena menganggap pengungsian itu akan memakan waktu yang cukup lama, selain keluarga, raja mengajak serta patih dan pengawal istana, serta membawa pula binatang piaraan dan binatang kesayangan raja seperti sapi, kerbau, kucing, anjing dan sebagainya.

Raja menduga bahwa serangan jika terjadi, akan datang dari arah timur, maka raja mengambil inisiatif untuk mengungsi ke arah barat daya. Beberapa hari kemudian, sampailah raja beserta rombongannya di suatu tempat di tengah hutan yang berbatasan dengan kali/sungai besar yang membentang dari utara ke selatan. Pada saat yang bersamaan sedang terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir besar di sungai tersebut. Karena banjir inilah raja dan rombongan menghentikan langkah perjalanannya, namun karena inisiatif brilliant seorang raja sakti, maka beliau dengan mudah menyeberangkan keluarga dan binatang piarannya ke seberang. Satu-satunya yang tidak dapat diseberangkan (karena najis) adalah seekor anjing (bahasa Sasak : “Basong”). Anjing inilah yang lama kelamaan menunggu tuannya datang akhirnya berubah menjadi batu, sehingga lingkungan hutan dan sekitarnya dinamakanlah Batu Basong. Batu ini masih ada sampai sekarang sebagai peninggalan jejak-jejak sejarah.

Lama setelah itu, ketika suatu hari raja melewati jalan yang sama, dia melihat disitu ada batu yang berbentuk anjing. Beliau heran dan termangu, lalu beliau ingat bahwa itu adalah anjingnya yang ditinggalkan beberapa waktu yang lalu. Dari kejadian itu, maka pengikut raja menamakan hutan sekitar itu “Sultan Mangu” atau Raja termangu/termenung/heran/bingung. Kata Sultan Mangu lama kelamaan karena adaptasi lidah masyarakat berubah menjadi Suntalangu.

Setelah terjadi pemekaran dari Desa Ketangga, kedua istilah ini diabadikan, dimana Suntalangu dijadikan nama desa secara resmi dengan pusat pemerintahan di Batu Basong. Nama Batu Basong sesungguhnya pernah akan diganti. Sekitar tahun 1975-an, ketika itu nama yang dipromosikan adalah “Batu Kepeng” (kepeng=uang) dan “Batu Ngongkong” (ngongkong=menggonggong). Nama itu ditulis besar di pintu masuk Desa Suntalangu, tetapi keakraban masyarakat dengan nama Batu Basong tidak pernah dapat merubah namanya sampai sekarang.

Pada tanggal 1 Desember 2009, Desa Suntalangu dimekarkan, yaitu Dusun Aik Embuk bergabung dengan dua dusun dari wilayah desa Prigi yang menjadi desa Persiapan Mekar Sari.

Kini Desa Suntalangu dari tahun ke tahun terus berbenah agar tidak ketinggalan dengan desa-desa lainnya di Kecamatan Suela. Dengan demikian, Desa Suntalangu saat ini terdiri dari 4 dusun, 27 RT dengan rincian sebagai berikut :

Dusun Suntalangu terdiri dari 2 RT

Dusun Batu Basong I terdiri dari 8 RT.

Dusun Batu Basong II terdiri dari 7 RT.

Dusun Dasan Baru terdiri dari 10 RT.

Desa Suntalangu dalam berbenah dan membangun serta memberdayakan masyarakat senantiasa dilandasi oleh semangat LASYKAR (Lancar, Aman, Sukses, Yakin, Kreatif, Aktif, dan Rukun).

Sejak berdiri, Desa Suntalangu sudah dipimpin oleh delapan tahapan/periode kepala desa, masing-masing :

1.  Aq. Mustiarah                                Tahun 1967 – 1975  (8 tahun)

2.  H a r u n                                         Tahun 1975 – 1978  (3 tahun)

3.  Lalu Jalaluddin                               Tahun 1978 – 1982  (4 tahun/Pjs)

4.  Aq. Mustiarah                                Tahun 1982 – 1992  (9 tahun)

5.  Akmaluddin, SH                            Tahun 1992 – 2000  (8 tahun)

6.  Mulki, S.STp.                                 Tahun 2000 – 2001  (1 tahun/Pjs)

7.  Siumardani, S.Pi                             Tahun 2001 – 2006  (5 tahun)

8.  Siumardani, S.Pi                             Tahun 2006 – Sekarang

Demikian sekilas sejarah berdirinya Desa Suntalangu sejak dimekarkan dari Desa Ketangga sampai keadaannya sekarang ini.

Sebagai wujud dari percepatan pemerataan pembangunan di Lombok Timur ditempuh salah satu kebijakan pemekaran kecamatan dan desa. Maka sebagai desa yang berpenduduk cukup besar, diambillah satu kebijakan yaitu pemekaran desa Suntalangu. Pada tanggal 1 Desember 2009, diresmikan berdirinya desa persiapan Mekar Sari yang wilayahnya terdiri dari Dusun Aik Embuk dan sebagian wilayah Dusun Dasan Baru yaitu Napak Sari (pemekaran dari Desa Suntalangu) yang digabungkan dengan dua dusun dari desa Prigi. Sehingga saat ini Desa Suntalangu terdiri dari 4 dusun, yaitu Dusun Suntalangu, Dusun Batu Basong I, Dusun Batu Basong II dan Dusun Dasan Baru.