Arsip Tag: Posyandu

Lomba Desa Tahun 2015

Lomba Desa dan Kelurahan Anugerah Bintang Selaparang Terintegrasi Tahun 2015 kembali digelar oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Pemkab Lotim). Kompetisi yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan tingkat perkembangan desa secara umum ini diikuti oleh 20 desa dari masing-masing kecamatan se-Kabupaten Lombok Timur dan tiga kelurahan dari dua kecamatan, sehingga total peserta lomba tahun ini sebanyak 23 desa/kelurahan.

001Seperti tahun sebelumnya, ada 13 indikator yang menjadi fokus penilaian lomba. 9 indikator terdiri dari Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Keamanan dan Ketertiban, Partisipasi Masyarakat, Lembaga Kemasyarakatan, Administrasi Pemerintahan, PKK dan Lingkungan Hidup diintegrasikan dengan penilaian Perpustakaan Desa, Badan Amil Zakat Desa (BAZDes), Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) dan Peningkatan Peran Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS).

Karena namanya lomba, maka sudah pasti setiap desa yang mengikutinya ingin menjadi juara. Oleh karena itu, menjelang pelaksanaan penilaian, setiap desa begitu giat berbenah di segala segi, baik administrasi, lembaga, dan pembenahan infrastruktur yang ada. Semua kekurangan berusaha dilengkapi dengan berbagai cara, baik dengan mengerahkan dana yang tersedia, menggerakkan partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat, maupun berdiskusi dengan desa-desa yang sebelumnya pernah mengikuti lomba desa. Apapun tujuan sesungguhnya dari pelaksanaan penilaian lomba desa, yang pasti dari segi pembenahan dan penertiban administrasi, memacu pembangunan dan membangun harmonisasi masyarakat memiliki dampak positif bagi desa.

Dampak yang diinginkan dari lomba desa ini sesungguhnya bukan terbatas pada satu moment saja, melainkan untuk terciptanya efek berkesinambungan dalam mendorong perkembangan desa ke arah yang lebih baik dan lebih maju serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain itu, mempertahankan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bergotong royong akan melahirkan harmonisasi dan kebersamaan, sehingga terbina kekuatan kokoh penunjang pembangunan desa. Karena disadari atau tidak, partisipasi dan swadaya gotong royong sangat diperlukan dan memegang peranan penting dalam mensukseskan setiap program pembangunan desa. Budaya leluhur yang wajib dilestarikan dari generasi ke genarasi, karena jika sikap ini hilang, rasanya pembangunan wilayah dan manusia akan sulit mencapai hasil maksimal jika hanya dilakukan oleh kebijakan dan kreatifitas birokrat semata.

Tujuan lebih luas dari pelaksanaan lomba desa diharapkan setiap desa terus memacu diri agar bisa lebih baik, lebih maju dan mandiri. Lomba desa dimaksudkan sebagai ajang pembinaan kepada seluruh desa yang ada di Lombok Timur, baik dalam segi pembangunan, pemberdayaan dan pelayanan kepada masyarakat. Pada akhirnya, setiap desa akan merasa berkompetensi dalam membangun, membina, memberdayakan dan melayani masyarakat dengan tulus ikhlas dan profesional. Sikap itu yang harus ditumbuhkembangkan secara terus menerus, bukan hanya tatkala mengikuti lomba desa saja.

Lepas dari itu, membangun hakikatnya bukan bertujuan untuk mengikuti lomba atau untuk menjadi juara, melainkan untuk sebuah pengabdian luhur dalam membangun desa dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat secara keseluruhan dengan penuh tanggung jawab dan menjunjung tinggi keadilan sosial.

 

NAMA DESA YANG MENGIKUTI
“LOMBA DESA/KELURAHAN DAN ANUGERAH BINTANG SELAPARANG TERINTEGRASI”
TINGKAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015
NO. DESA/KELURAHAN KECAMATAN KET. DESA/KEL.
1  LANDO  TERARA
2  PADAK GUAR  SAMBELIA
3  SIKUR BARAT  SIKUR
4  BANJAR SARI  LABUHAN HAJI
5  MONTONG BETER  SAKRA BARAT
6  TOYA  AIKMEL
7  PRINGGAJURANG UTARA  MONTONG GADING
8  GELANGGANG  SAKRA TIMUR
9  JURIT  PRINGGASELA
10  BILOK PETUNG  SEMBALUN
11  SUWANGI  SAKRA
12  KESIK  MASBAGIK
13  PERIGI  SUELA
14  WARINGIN  SURALAGA
15  SUKAMULIA TIMUR  SUKAMULIA
16  SERUNI MUMBUL  PRINGGABAYA
17  KARANG BARU  WANASABA
18  KETANGGA JERAENG  KERUAK
19  WAKAN  JEROWARU
20  KEL. SURYAWANGI  LABUHAN HAJI
21  KEL. DENGGEN  SELONG
22  KEL. SANDUBAYA  SELONG
23  KEL. TANJUNG  LABUHAN HAJI

 

(Berbagai sumber)

Lomba Desa Tahun 2014 Lotim

10 IndikatorBerdasarkan Surat Keputusan Camat Suela Nomor 188.45/85/KEC/2014 tentang Penetapan Juara I, II, III dan IV Perlombaan Desa dan Anugerah Bintang Selaparang Tahun 2014 Tingkat Kecamatan Suela. Sesuai dengan jumlah skor penilaian yang terdiri dari 9 indikator, menurut Surat Keutusan tersebut, Desa Suntalangu memperoleh nilai 541, sementara urutan kedua Desa Ketangga dengan skor 513, Desa Suela dengan nilai 485 dan di urutan keempat Desa Mekar Sari dengan nilai 445. Dengan demikian, desa Suntalangu kembali mewakili Kecamatan Suela dalam penilaian Perlombaan Desa dan Anugerah Bintang Selaparang Tahun 2014 Tingkat Kabupaten Lombok Timur, setelah tahun lalu gagal menjadi juara.
Sebagaimana diketahui bahwa Perlombaan Desa dan Anugerah Bintang Selaparang dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan tingkat perkembangan hasil penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan selama dua tahun terakhir. Perlombaan Desa dan ABS 2014 dirangkaikan dengan penilaian Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) dan Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS), sehingga penilaian dilakukan selain terhadap sembilan indikator utama, juga ada tiga indikator tambahan dan dua indikator integrasi. Keseluruhan indikator yang menjadi sasaran penilaian Perlombaan Desa dan ABS 2014 terdiri dari:
1. Bidang Pendidikan Masyarakat
2. Bidang Kesehatan Masyarakat
3. Bidang Ekonomi Masyarakat
4. Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
5. Bidang Partisipasi dan Keswadayaan Masyarakat
6. Bidang Pemerintahan
7. Bidang Lembaga Kemasyarakatan
8. Bidang Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
9. Badan Amil Zakat Desa (BAZDes)
10. Bidang Perpustakaan Desa
11. Bidang Lingkungan Hidup
12. Pos Pelayanan Terpadu (posyandu)
13. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
14. Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sejahtera (P2WKSS)
Sebagai persiapan pelaksanaan penilaian, Kasi PMD Kecamatan Suela bersama pemerintah desa Suntalangu dan jajarannya membicarakan hal-hal yang perlu dibenahi bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh wanita. Rapat dilaksanakan di Kantor Kepala Desa Suntalangu pada tanggal 28 Maret 2014. Pertemuan tersebut selanjutnya ditindak lanjuti dengan musyawarah di tingkat kecamatan yang dihadiri oleh semua kepala desa dan UPTD/UPTB lingkup Kecamatan Suela pada tanggal 29 Maret 2014.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Suntalangu, Habibuddin, S.Kom mengatakan bahwa ditunjuknya desa Suntalangu sebagai wakil Kecamatan Suela dalam Perlombaan Desa dan ABS Tahun 2014 Tingkat Kabupaten Lotim menjadi cambuk dan pemicu bagi pembenahan di segala bidang. Selain itu, ajang ini dijadikan pula sebagai media mempererat silaturrahmi dan koordinasi antara pemerintah desa dan lembaga-lembaga yang ada, sekaligus seabagai pemicu semangat dalam membangun desa dan membangun masyarakat pada umumnya.

Acara Penilaian Lomba Desa/ABS Terintegrasi 2013

Tepat jam 14.00 Wita hari Senin, 22 April 2013 rombongan tim penilai Lomb Desa dan Kelurahan/Anugerah Bintang Selaparang Terintegrasi Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013 tiba di desa Suntalangu. Siang itu tim kabupaten datang untuk menilai desa Suntalangu yang merupakan “jagoan” Kecamatan Suela dalam lomba desa tahun ini. Sebanyak 12 indikator termasuk untuk posyandu dan P2WKSS yang diintegrasikan dalam lomba ini dinilai oleh masing-masing anggota tim. Acara penilaian dimulai pada jam 14.00 karena sebelumnya (pagi) tim menilai desa Tanak Gadang yang merupakan wakil Kecamatan Pringgabaya.

Kepala desa bersama beberapa tokoh masyarakat menunggu kedatangan tim di pintu gerbang masuk desa, dan rombongan didaulat untuk berjalan kaki menuju Kantor Kepala Desa Suntalangu yang berjarak sekitar 200 meter. Disepanjang perjalanan “pasukan” linmas memberikan penghormatan, dan begitu pula “putra-putri” desa Suntalangu yang dengan setia mengiringi perjalanan tim menuju lokasi penilaian.

7 Jalan Kaki (3)SONY DSC7 Jalan KakiSONY DSC7 Jalan Kaki (1)SONY DSCSementara itu itu, peserta yang hadir dan duduk dibawah “teratak” dihibur oleh penyanyi lokal, termasuk sumbangan lagu dari Kepala Desa Mekar Sari, Adnan. Suara merdu yang membuat peserta yang hadir sedikit melupakan udara panas di siang hari itu.

SONY DSCSONY DSCSONY DSCDalam suasana panas terik selepas sholat Dzuhur acara penerimaan dimulai. Didahului dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars PKK dan Lagu-lagu daerah oleh “paduan suara” Tim Penggerak PKK Desa Suntalangu.

SONY DSCSONY DSCSONY DSCSONY DSCSelepas itu, Camat Suela Drs. H. Ripaan menyampaikan sambutan dan ucapan selamat datang kepada rombongan tim penilai. Dialnjutkan dengan perkenalan personil tim oleh ketua rombongan H. Sahabudin. Satu persatu anggota tim untuk masing-masing bidang diperkenalkan, termasuk indikator-indikator apa yang akan dinilai.

1 PostinglahSelanjutnya Kepala Desa Suntalangu, Habibuddin menyampaikan sekilas lintas mengenai desa Suntalangu, yang dimulai dengan visi dan misi serta potensi-potensi yang ada di Desa Suntalangu. Selain itu, disela-sela acara penerimaan, ketua tim menyempatkan diri menyampaikan titipan dari pemerintah Kabupaten Lombok Timur, berupa uang insentif bagi kader posyandu se-Kecamatan Suela yang diterima langsung oleh Camat Suela.

SONY DSC 14 Ins Kader (2)Setelah doa, dilanjutkan dengan penilaian terhadap masing-masing pendamping indikator yang sudah ditentukan. Suasana hening sejenak, karena masing-masing berkonsentrasi pada pertanyaan dan permintaan tim penilai, misalnya berbagai buku administrasi dan bukti-bukti pendukung dari data yang dipaparkan pada profil desa Suntalangu.

10 Indikator (3) 10 Indikator (2) SONY DSC 10 Indikator (7)SONY DSC 10 Indikator (6)Acara terakhir, tim juri memeriksa aneka rupa pajangan pada pameran mini PKK. Pameran yang disajikan antara lain adalah hasil pertanian rakyat, hasil kerajinan tangan dan berbagai olahan makanan khas karya PKK.

15 Pameran (13) 15 Pameran

Lomba Desa/Anugerah Bintang Selaparang Terintegrasi 2013

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan berbagai program dan kegiatan pembangunan di desa/kelurahan perlu dilakukan evaluasi. Berbagai metode evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan tingkat perkembangan suatu desa/kelurahan, salah satunya adalah melalui perlombaan.

Metode-metode evaluasi pembangunan berupa perlombaan yang selama ini dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD) Kabupaten Lombok Timur antara lain Perlombaan Desa/Kelurahan/Anugerah Bintang Selaparang, Perlombaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Perlombaan Program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) dilaksanakan sekali setahun.

Pelaksanaan berbagai perlombaan tersebut telah banyak menyita waktu, pikiran dan tenaga baik masyarakat maupun aparat pemerintah desa/kelurahan yang berakibat terganggunya pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Lotim (BPMPD) mulai tahun 2013 mengintegrasikan ketiga jenis perlombaan tersebut menjadi Perlombaan Desa dan Kelurahan/Anugerah Bintang Selaparang Terintegrasi 2013.

Tujuan dari pengintegrasian perlombaan desa antara lain:

  1. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi berbagai pelaku pembangunan dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan di desa/kelurahan dengan berbagai sumber pembiayaan dan sektor pembangunan.
  2. Meningkatkan semangat gotong royong, partisipasi dan keswadayaan masyarakat dalam rangka percepatan pembangunan di wilayah masing-masing.
  3. Meningkatkan peran lembaga kemasyarakatan untuk lebih berperan aktif dalam melaksanakan pembangunan.
  4. Meningkatkan peranan perempuan untuk turut secara aktif mendorong percepatan pembangunan.
  5. Meningkatkan kualitas terhadap hasil evaluasi dan penilaian keberhasilan serta tingkat perkembangan desa/kelurahan.
  6. Memberikan penghargaan berupa uang pembinaan dan piala Bintang Selaparang bagi desa/kelurahan dengan kinerja dan prestasi yang signifikan dalam pelaksanaan pembangunan dalam kurun waktu 2 tahun.

Output dari pelaksanaan perlombaan desa dan kelurahan/Anugerah Bintang Selaparang Terintegrasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2013 adalah terpilihnya 6 desa dengan kategori berprestasi 1 sampai 6 dan 3 kelurahan dengan kategori berprestasi 1 sampai 3, berdasarkan kriteria pemilihan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

Untuk tahun 2013, Kecamatan Suela diwakili oleh Desa Suntalangu. Adapun kegiatan lomba akan dilaksanakan pada pertengahan bulan April 2013.

Pembentukan Forum Kader Posyandu Desa Suntalangu

Dalam rangka meningkatkan peran dan fungsi kader posyandu dalam memudahkan akses pelayanan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kepala Desa Suntalangu menyelenggarakan koordinasi dan evaluasi terhadap seluruh kader posyandu dalam wilayah desa Suntalangu, yang berlangsung pada hari Ahad 10 Februari 2013.

Sebanyak 55 orang kader dari 11 posyandu yang ada hadir dalam acara tersebut. Dijelaskan oleh Kepala Desa bahwa, posyandu yang ada saat ini merupakan pos terpadu yang sangat penting untuk dimaksimalkan fungsinya. Untuk memaksimalkannya, peranan kader posyandu menjadi faktor utama dan penentu. Oleh karena itu, untuk mempermudah jangkauan pelayanan bagi masyarakat yang tersebar sampai ke pelosok, pada tahun 2013 tiga buah posyandu dimekarkan, yaitu posyandu Ingin Maju I dan II, Posyandu Berharga dan Posyandu Melati Kembar I dan II. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan jarak dalam pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan bayi, balita dan ibu hamil.

Pemerintah desa akan berusaha untuk selalu memperhatikan keberadaan posyandu dan kadernya. Melalui berbagai program pemerintah kapasitas posyandu terus diperkuat, salah satunya melalui dukungan pemerintah daerah yang memberikan insentif bulanan kepada kader posyandu. Demikian pula dari Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahunnya ada anggaran yang diperuntukkan bagi menunjang kegiatan posyandu. Lebih-lebih dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Generasi Sehat dan Cerdas (GSC), segala fasilitas dan sarana posyandu terus dilengkapi, seperti meja kursi, sound system, kamar periksa, terop dan bahkan transport bagi kader posyandu yang direalisasikan setiap bulan. Walaupun demikian, semua itu belum sebanding dengan jerih payah yang diberikan oleh kader selama ini. Oleh karena itu, pemrintah berusaha untuk meningkatkan bantuan kepada posyandu sesuai dengan anggaran yang tersedia.

Dalam kesempatan tersebut dibentuk Forum Kader Posyandu tingkat desa, dengan tujuan sebagai media komunikasi dan penghubung antara posyandu dengan pihak-pihak terkait dalam rangka lebih meningaktkan koordinasi. Melalui musyawarah bersama diputuskan susunan pengurus Forum Kader Posyandu Desa Suntalangu, sebagai berikut:

Ketua                                                  : JUAINI

Sekretaris                                            : HADINI, S.Pd.

Bendahara                                           : SURIHAN

Anggota

Posyandu Suka Maju                          : Hj. UMIYATI

Posyandu Ingin Maju I                       : HAYATUN NUFUS

Posyandu Ingin Maju II                      : INDRIATI

Posyandu Ingin Maju III                    : IRMAYASARI

Posyandu Bunga Mekar                      : ELIANI

Posyandu Berharga                             : PAOZIAH

Posyandu Saluran Masa Depan          : HANDAYANI

Posyandu Melati Kembar I                 : NURAIZAH

Posyandu Melati Kembar II               : BAIQ NURMAINI

Posyandu Mekar Harum                     : MARIA ULFA

Posyandu Mandiri Setia                      : ASNI

Berdasarkan kesepakatan forum dalam waktu dekat diagendakan untuk menvalidasi data penduduk, data sasaran posyandu seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas dan kondisi kesehatan masyarakat secara umum. Pendataan ini dimaksudkan untuk dapat memberikan pencegahan dan penanganan bayi atau balita gizi kurang dan gizi buruk, ibu hami resiko tinggi dan sebagainya.

Sementara itu, dari program PNPM-GSC tahun anggaran berikutnya akan diupayakan untuk melengkapi sarana dan prasarana posyandu yang masih kurang terutama pada posyandu-posyandu baru, seperti dacin, sarung timbang, meja kursi, tenda, pengeras suara, balok SKDN, KMS dan kebutuhan lainnya.

PNPM GSC Selenggarakan Pelatihan Penguatan Kapasitas Kader Posyandu

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang berada di tingkat dusun dan RT, terutama pelayanan terhadap Ibu Hamil dan Balita. Peranan posyandu cukup besar dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan sudah dirasakan manfaatnya. Peranan kader posyandu yang notabene merupakan tenaga-tenaga sukarela tidak dapat dipandang sebelah mata. Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan kesadaran masyarkat dalam bidang kesehatan patut diberikan apresiasi yang tinggi.

Seiring dengan semakin luasnya cakupan pelayanan di posyandu, diperlukan pengetahuan dan keterampilan bagi kader posyandu, sehingga perlu terus dibina melalui program-program yang ada di desa. Salah satu program masuk desa yang berkompeten di bidang pendidikan dan kesehatan adalah diluncurkannya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat dan Cerdas atau yang lebih dikenal dengan PNPM-GSC. PNPM GSC masuk di desa Suntalangu sekitar dua tahun yang lalu dengan berbagai program.

PNPM-GSC Desa Suntalangu pada tahun anggaran 2012 melakukan salah satu kegiatan pelatihan bagi kader untuk memperkaya pengetahuan bagi pengelola posyandu. Pelatihan Penguatan Kapasitas Kader Posyandu tersebut dipusatkan di Gedung Bulu Tangkis Bobby Badminton Suntalangu tanggal 15-16 Mei 2012.

Materi utama pelatihan sebagaimana disampaikan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Suela mengenai Tugas Pokok Kader Posyandu yang meliputi Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut tugas pada H- Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik. Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut hari H Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 kegiatan. Sedangkan tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut tugas pada H+ Posyandu yaitu berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu.

Tugas pada hari H Posyandu lebih dikenal dengan pelayanan 5 meja atau 5 kegiatan. Kegiatan 1 mendaftar bayi/balita, yaitu menuliskan nama bayi/balita pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil pada formulir register ibu hamil. Kegiatan 2 menimbang bayi/balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan ke KMS. Kegiatan 3 mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan ke dalam KMS. Kegiatan 4 menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dengan grafik KMS kepada ibu bayi/balita. Memberikan nasihat kepada ibu bayi/balita mengacu pada data KMS atau hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran. Memberikan rujukan bayi/balita, ibu hamil dan menyusui ke puskesmas apabila diperlukan, yaitu jika :

–          Keadaan bayi/balita berat badannya di bawah garis merah (BGM), atau dua kali berturut-turut berat badannya tidak naik, atau kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar, diare, mata rabun dsb.)

–          Keadaan ibu hamil atau menyusui kurus, pucat, bengkak kaki, pusing terus menerus, pendarahan, sesak napas, gondokan dsb.)

Selain itu pada kegiatan 4 juga dilakukan pemberian pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh Kader Posyandu, misalnya pemberian tablet tambah darah (fe), Vitamin A, Oralit dsb. Sedangkan kegiatan 5 adalah pelayanan imunisasi dan pelayanan Keluarga Berencana (KB), pengobatan, pemberian tablet tambah darah, vitamin A dan pemeriksaan kehamilan bagi posyandu yang memiliki sarana memadai serta sektor-sektor terkait lainnya.

Secara umum pelatihan Penguatan Kapasitas Kader Posyandu tersebut bertujuan untuk memberi pengetahuan bagi kader posyandu agar dapat mengetahui pengertian gizi dalam keluarga dengan benar, dapat mengatahui hal-hal yang menghambat upaya meningkatkan gizi keluarga dan mampu membuat atau menyusun menu makanan bergizi seimbang yang murah dan mudah didapat.

Perkenalan dan Pemaparan Program KKN Mahasiswa UMM di Desa Suntalangu

Pada hari Sabtu, 3 Maret 2012 bertempat di Aula Kantor Kepala Desa Suntalangu diadakan Acara Perkenalan, Penyerahan dan Pemaparan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Univeritas Muhammadiyah Mataram (UMM) kampus Selong Lombok Timur oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kepada pemerintah desa Suntalangu.

Sebanyak 16 orang mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Bahasa Indonesia akan ber-KKN selama 45 hari, terhitung sejak tanggal 27 Februari 2012. Mahasiswa ini separuhnya memang berasal dari desa Suntalangu, dan selebihnya berasal dari berbagai desa di Lombok Timur. Mereka adalah :

  1. Zaenuddin  (L)            Ketua
  2. Supratman (L)             Sekretaris
  3. Zulhayyi  (P)               Bendahara
  4. Mita Irawati  (P)
  5. Readatulaeni  (P)
  6. Husnul Fansori  (L)
  7. M. Rozi Muzakir  (L)
  8. Paoziah  (L)
  9. Rakiman Irsan  (L)
  10. Sapoan  (L)
  11. Saprin  (L)
  12. Surihin  (L)
  13. Usiandi  (L)
  14. Zakaria Ahmad  (L)
  15. Satriawan  (L)
  16. Jumawan  (L)

Sekdes Suntalangu, Jayadi, A.Ma.Pd. dalam penerimaan mahasiswa KKN berkesempatan memberikan sambutan. Sebagaimana biasa, pemerintah dan masyarakat desa Suntalangu selalu terbuka untuk menerima mahahsiswa KKN guna memenuhi persyaratan studi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa KKN Angkatan XXIV Tahun Akademik 2011-2012 ini bukan yang pertama melaksanakan KKN dari UMM di Desa Suntalangu. Bahkan bukan pula yang pertama melaksanakan KKN pada tahun 2012, karena sebelumnya sudah ada dari Universitas Mataram yang akan berakhir masa KKN nya pada tanggal 6 Maret 2012, dan yang kedua dari IAIH NW Lombok Timur yang diterima pada akhir Februari lalu dan akan ber KKN-KF selama dua bulan.

Sedangkan kata-kata penyerahan peserta disampaikan oleh DPL, Drs. Halus Mandala, M.Hum yang antara lain menekankan kepada mahasiswa untuk dapat melaksanakan KKN dengan sebaik-baiknya. Akan sangat banyak hal dapat dilakukan dengan kebersamaan, walaupun tidak membawa uang dari kampus, tetapi ide dan pengabdian tulus akan dapat menjadi modal dalam mensukseskan semua program yang telah direncanakan. Jangan segan-segan untuk bertanya kepada siapa saja bila tidak mengetahui sesuatu hal. Demikian pula sebaliknya jangan segan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan siapapun yang membutuhkan. “Kalau Anda kesini sebanyak 16 orang, maka nanti ketika kembali ke kampus harus tetap 16 orang. Jangan ada yang kecantol disini, atau sebaliknya membawa tambahan dari desa ini,” kata DPL berkelakar.

Sementara itu, sekretaris KKN, Supratman memaparkan rencana program yang akan dilaksanakan selama KKN berlangsung, yaitu :

Program Pokok

Bidang Pertanian                                Penyuluhan Pertanian

Pembinaan Adminstrasi Desa             Penataan administrasi dusun

Bidang Teknologi Tepat Guna            Pembuatan sendok dari batok kelapa

Bidang Lingkungan Hidup                 Gotong royong Jum’at Bersih sekali sepekan

 

Program Pilihan

Bidang Sarana dan Prasarana             Pembuatan tugu pintu masuk desa

Bidang Pendidikan, Sosbud               Pendataan TPA dan Mengajar Membaca al-Qur’an bagi santri TPA

Bidang Kesehatan                               Membantu kegiatan Posyandu

 

Program Khusus

Pendataan anggota Muhammadiyah desa Suntalangu

Mengunjungi Ketua Ranting Muhammadiyah Suntalangu

 

MAD Alokasi Dana dan Lokakarya PNPM-GSC 2011 Kec. Suela

Dengan telah selesainya semua kegiatan yang diprogramkan pada PNPM-GSC 2010 pada semua desa di kecamatan Suela dan setelah melalui Musyawarah Desa (MD) Sosialisasi, maka pada hari Senin 22 Agustus diadakan Musyawarah Antar Desa (MAD) Alokasi Dana sekaligus dirangkaikan dengan lokakarya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Geerasi Sehat dan Cerdas (PNPM-GSC) Tahun Anggaran 2011 di aula kantor camat Suela yang dihadiri oleh semua kepala desa, ketua LKMD, Ketua BPD dan para pelaku PNPM.
MAD terdiri dari dua sesi, yaitu MAD Alokasi Dana dan Mad Informasi Hasil Penilaian Capaian. MAD Alokasi dana dimaksudkan untuk menetapkan jumlah sasaran program dari masing-masing desa sebagai dasar pembagian dana, menetapkan alokasi BLM ke masing-masing desa sesuai dengan cara perhitungan, menjelaskan mengenai nilai minimum capaian untuk masing-masing ukuran keberhasilan program di desa dan menjelaskan beberapa metode dan kebutuhan sebagai alat monitoring capaian ukuran keberhasilan.
Sementara itu, MAD Inforasi Hasil Penilaian Capaian dimaksudkan untuk membahas dan menetapkan hasil penialaian prestasi desa-desa dalam mencapai ukuran keberhasilan dan menetapkan alokasi dana 20% sebagai penghargaan terhadap desa yang telah memenuhi ukuran keberhasilan.
Fasilitator Teknik PNPM-GSC, Muhibuddin, S.Sos, M.Ap. memaparkan hasil capaian masing-masing desa selama program tahun 2010 beserta indikator penilaian yang sekaligus sebagai dasar dalam menetapkan alokasi dana. Maka berdasarkan jumlah sasaran dan prestasi yang dicapai tahun sebelumnya, ditetapkan alokasi dana PNPM-GSC Tahun 2011 sebagai berikut :
Desa Suela mendapatkan dana Rp 331.246.000 dengan 2.041 sasaran
Desa Perigi mendapatkan dana Rp 271.245.200 dengan 2.306 sasaran
Desa Suntalangu mendapatkan Rp 261.720.100 untuk 2.039 sasaran
Desa Ketangga mendapatkan Rp 249.233.500 untuk 1.761 sasaran
Desa Sapit mendapatkan Rp 244.775.800 untuk 1.690 sasaran
Desa Mekar Sari mendapatkan Rp 214.903.200 untuk 1.816 sasaran
Desa Selaparang mendapatkan Rp 175.533.100 untuk 1.113 sasaran dan
Desa Persiapan Puncak Jeringo mendapatkan Rp 51.343.100 untuk 472 sasaran
Sementara itu, lokakarya kesehatan dipandu oleh pimpinan Pusesmas Suela, Dr. H. Ahmad Bardan Salim dengan menyajikan materi berjudul “Sinergi Dalam Aksi Menekan AKI dan AKB di Kecamatan Suela.”
H. Bardan memaparkan data mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Usia Harapan Hidup (UHH) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di kabupetan Lombok Timur. Dijelaskan bahwa IPM NTB berada pada peringkat 32 dari 33 provinsi. Sedangkan Lombok Timur berada pada peringkat ke-7 dari 9 kabupaten se-NTB. UHH nasional berada pada 68,7 tahun, sedangkan Lombok Timur baru bisa mencapai 61,2 tahun. Angka Kematian Ibu secara nasional mencatat angka 228 dari setiap 100.000 kelahiran, sedangkan Lombok Timur masih berada jauh dibawah AKI nasional yaitu 360 untuk setiap 100.000 ibu melahirkan.
Puskesmas Suela berada di pusat kota kecamatan. Wilayahnya terdiri dari 8 desa, 36 dusun, 6 puskesmas pembantu, 8 poskesdes, 65 posyandu dan 283 orang kader. Pada tahun 2010 dan 2011 masih terdapat AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) dalam wilayah kerja puskesmas Suela, dimana AKI sebanyak 2 orang pada tahun 2010 dan 2 orang pada tahun 2011. Kematian bayi dan balita pada tahun 2010 sebanyak 15 kasus dan tahun 2011 sebanyak 13 kasus.
Berdasarkan paparan data tersebut, program KIA dan KB di Kecamatan Suela perlu ditingkatkan serta didukung oleh semua pihak, terutama dengan adanya PNPM-GSC diharapkan sinergi program akan dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di kecamatan Suela.

Lembaga Pembina Posyandu

Salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) agar dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu, bayi dan balita dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan adalah melalui pengorganisasian Pembina Posyandu.

Sedangkan kondisi Lombok Timur, pengorganisasian Pembina Posyandu baru terbentuk ditingkat Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi, itupun akhir-akhir ini kinerja Pokjanal Posyandu tersebut belum bisa berjalan secara optimal, sedangkan Pengorganisasian Pembinaan Posyandu ditingkat Desa/kelurahan belum pernah dibentuk, padahal di Desa/Kelurahan adalah tingkatan yang paling dekat dan sangat memungkinkan untuk diberdayakan dalam membina Posyandu.

Untuk itulah salah satu upaya dalam rangka lebih mengefektifkan kegiatan Posyandu perlu dibentuk lembaga yang khusus membina Posyandu di tingkat desa/kelurahan yang disebut dengan Lembaga Pembina Posyandu (LPP).

Lembaga Pembina Posyandu (LPP) adalah Lembaga Sosial Kemasyarakatan di Desa/Kelurahan yang dibentuk dan dan untuk masyarakat, merupakan lembaga yang mengelola, membina dan mengembangkan Posyandu.

Tujuan umum adalah untuk meningkatkan fungsi dan kienrja Posyandu, agar dapat dipertahankan dan ditingkatkan derajat kesehatan keluarga khususnya ibu, bayi dan balita melalui pemantapan sistem pelayanan kesehatan guna membangun manusia berkualitas.

Tujuan khsusus adalah dengan pembentukan Lembaga Pembina Posyandu (LPP) diharapkan dapat :

  • Meningkatkan jumlah dan kualitas kader Posyandu
  • Meningkatkan kualitas pengelolaan/manajemen Posyandu
  • Meningkatkan frekuensi dan kualitas pembinaan Posyandu
  • Meningkatkan penyediaan dukungan dana Posyandu

Lembaga Pembina Posyandu berkedudukan di desa dan merupakan lembaga yang bersifat lokal dan berdiri sendiri, dan didalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Lembaga Pembina Posyandu (LPP) mempunyai tugas sebagai berikut :

  • Mengelola secara optiman penyelengaraan Posyandu
  • Menyiapkan dan membina Kader Posyandu
  • Menyediakan sarana dan prasarana Posyandu
  • Mengusahakan dana untuk pengelolaan posyandu melalui pemanfaatan potensi dan penggerakan swadaya gotong royong masyarakat

Pengurus Lembaga Pembina Posyandu (LPP) dipilih melalui musyawarah desa yang dipimpin oleh Kepala Desa yang dihadiri oleh unsur pemerintah desa, BPD, LKMD, PKK, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Wanita, Tokoh Pemuda, Tokoh Profesi dan lain-lain.

Pengurus Lembaga Pembina Posyandu (LPP) berasal dari Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pengusaha, Tokoh Pemuda, Tokoh Profesi yang memiliki kepedulian terhadap Posyandu dan berdomisili di desa yang bersangkutan serta bukan dari unsur perangkat desa dan BPD.

Pembentukan Lembaga Pembina Posyandu (LPP) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Struktur organisasi Lembaga Pembina Posyandu (LPP) terdiri dari Pembina Kepala Desa, Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota-anggota yang terdiri dari coordinator kader masing-masing Posyandu.

Mekanisme kerja Lembaga Pembina Posyandu (LPP) adalah sebagai berikut :

Secara organisatoris, Lembaga Pembina Posyandu (LPP) berada di bawah koordinasi pemerintah desa dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Didalam melaksanakan pembinaan terhadap Posyandu yang ada di wilayahnya, Lembaga Pembina Posyandu (LPP) mengadakan monitoring terhadap kegiatan Posyandu kemudian merekap hasil kegiatan Posyandu yang selanjutnya dibahas didalam pertemuan berkala di tingkat desa.

Rekapitulasi kegiatan Posyandu yang telah dibahas sebagai bahan laporan Lembaga Pembina Posyandu (LPP) kepada Kepala Desa.

Sumber pembiayaan Lembaga Pembina Posyandu (LPP) berasal dari :

  • APBD Kabupaten
  • Bantuan dari ADD (Alokasi Dana Desa)
  • Bantuan Donatur masyarakat, jimpitan atau iuran masyarakat
  • Bantuan lain yang syah dan tidak mengikat

Hubungan kerja Lembaga Pembina Posyandu (LPP) dengan lembaga lainnya, adalah :

Hubungan dengan Kepala Desa merupakan mitra Kepala Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Hubungan dengan LKMD bersifat koordinasi, kerjasama saling mendukung dan menguntungkan.

Hubungan dengan PKK Desa dan lembaga kemasyarakatan lainnya yang ada di desa bersifat konsultatif dan kerjasama saling mendukung dan menguntungkan.

Hubungan dengan petugas teknis lapangan di desa bersifat konsultatif dan kerjasama yang saling mendukung  dan menguntungkan.

Pembinaan terdiri dari pembinaan tingkat desa, tingkat Kecamatan dan tingkat kabupaten.

Untuk efektifnya kinerja Lembaga Pembina Posyandu (LPP) ditingkat desa, Kepala Desa berkewajiban memberikan pembinaan secara berkesinambungan.

Pokjanal Posyandu tingkat Kecamatan sebagai Pembina Lembaga Pembina Posyandu (LPP) yang ada di wilayahnya.

Pokjanal Posyandu tingkat kabupaten sebagai Pembina Lembaga Pembina Posyandu (LPP) yang ada di wilayah Kabupaten.

Laporan kegiatan Lembaga Pembina Posyandu (LPP) disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa, tembusannya disampaikan ke Pokjanal Posyandu Kecamatan dan Pokjanal Posyandu Kabupaten melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

(Sumber: BPMPD Kabupaten Lombok Timur, 2010)