Arsip Tag: gili

Pesona Gili Sunut Pulau Mutiara

Satu lagi gili yang jangan sampai dilewati ketika berkunjung ke Jerowaru, namanya Gili Sunut.  Gili yang tepatnya berada wilayah Dusun Temeak Desa Pemongkong Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur ini merupakan kawasan yang memiliki garis sejajar dengan Tanjung Ringgit, sehingga secara umum tekstur dari gili ini tidak jauh beda dengan gili-gili lainnya.

Gili ini memiliki berbagai daya tarik yang patut menjadi referensi bagi pengunjung untuk memilih mengunjunginya. Gili ini ditinggali oleh penduduk dan seperti dikatakan tadi termasuk dalam wilayah Dusun Temeak Desa Pemongkong. Pantainya yang indah dan cukup ramai dikunjungi, pemandangan sekitarnya yang memukau, obyek wisata yang cukup gencar ditata, serta lokasi budidaya mutiara yang cukup kesohor.

12 SunutDari segi kondisi fisik, kawasan pantai di gili ini relatif landai dengan ombak yang sangat bersahabat, sehingga cocok untuk berbagai aktifitas seperti snorkling, rafting, banana split, berjemur, berenang dan bahkan hanya sekedar untuk menikmati keindahan alam yang terjaga rapi. Pantai di Gili Sunut tekstur pasirnya sama dengan Tanjung Ringgit,maupun pantai-pantai yang ada di kawasan Jerowaru, yaitu pasir putih pink berbentuk butiran merica. Demikian pula tekstur batu karang semuanya berwarna pink dan sangat indah dipandang mata.

Lautan di sekiat pantai gili ini memiliki karakter air yang tidak berombak dan relatif tenang, karena terdapat beberapa pulau atau ili-gili kecil yang berfungsi sebagai penghalang ombak dari Samudera Indonesia atau Samudera Hindia. Kondisi inilah sangat mendukung untuk pengembangan atraksi wisata air yang banyak digemari oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Kegiatan wisata pantai seperti menyelam, berenang dan berjemur santai juga banyak dilakukan dengan nyaman di kawasan ini, sehingga sangat cocok menjadi tujuan wisata keluarga. Kenyamanan itu ditunjang lagidengan keindahan pantai yang bersih dan terjaga kelamaiannya sehingga tidak membosankan memberikan pesona bagi pengunjung yang bermaksud sekedar menikmati panorama pemandangan alam.

Bukan hanya itu, pemandangan ke tengah lautan pun sangat menakjubkan sekaligus menyajikan ciri khas kawasan ini. Ditengah-tengah pantai terdapat beberapa gili yang nampak sangat anggun dan mempesona, seperti rangkaian pulau yang oleh masyarakat setempat disebut dengan Gili Petelu, Gili Bembeq dan Gili Pasir yang tidak berpenghuni. Sampai saat ini Gili Sunut dihuni oleh lebih dari 110 Kepala Keluarga yang seluruhnya adalah nelayan yang sehari-hari sering bolak-balik ke Tanjung Luar menjual ikan hasil tangkapan mereka. Mereka bergelut dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan yang hasilnya selain dikonsumsi sendiri oleh keluarga juga dijual baik kepada pembeli yang datang ke gili tersebut maupun dibawa ke TanjungLuar.

Satu lagi daya tarik dan ciri khas Gili Sunut adalah kondisi geografi dan tofograpinya yang sangat cocok sebagai lokasi budidaya mutiara. Kegiatan ini dilakukan oleh pengembang berskala internasional dengan tetap memperhatikan kearifan lokal, baik dari segi pemberdayaan, pelestarian dan pembudidayaan. Selain itu, aktifitas ini cukup mendukung kegiatan wisata gili yang cukup potensial. Mutu mutiara yang dihasilkan di perairan Gili Sunut sudah diakui baik pada pasaran lokal maupun pasaran internasional.

Gili Maringkik, Desa Pulau Yang Sangat Cantik

Rangkaian gili yang ada di Kecamatan Jerowaru sebagian besar tidak berpenghuni seperti Gili Petelu, Gili Pasir dan Gili Bembeq. Sementara itu, beberapa gili yang berpenghuni terus berjuang melawan persaingan global seiring dengan derasnya arus globalisasi dan informasi. Tak terkecuali Gili Maringkik, yang merupakan salah satu desa di kecamatan itu. Gili Maringkik adalah desa pulau yang menyimpan berbagai keunikan dan keistimewaan sehingga keberadaannya semakin dilirik oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Semakin ramainya kunjungan wisata ke gili ini, bukan hanya karena alur kunjungan yang sepaket dengan perjalanan mengunjungi Gili Pasir, Gili Petelu, Gili Kere dan Gili Bembeq, melainkan juga karena memang gili ini memiliki daya tarik tersendiri.

11 Maringkik (2)Gili ini didiami oleh nelayan yang sehari-hari sibuk hilir mudik bertarung melawan ganasnya lautan. Nelayan yang tinggal disini cukup banyak sehingga Gili Maringkik dimekarkan tersendiri menjadi desa definitif. Desa nelayan ini sering mengisi pemberitaan media karena persoalan air yang dirasakan penduduk. Sementara itu sebagaimana desa-desa pemekaran yang lain, Desa Pulau Maringkik terus berbenah melengkapi segala sektor yang menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Gili atau Pulau Meringkik sekeliling pantainya memiliki pasir yang juga berwarna pink. Disana berjejer rumah-rumah panggung milik penduduk, juga sarana pendidikan dan peribadatan. Transportasi laut terlihat setiap hari, sehingga aktifitas dan suasana gili ini nampak sangat hidup, bahkan terasa bersemangat. Pengunjung akan sangat mudah berbaur dengan penduduk yang ramah, sehingga pengunjung merasakan seakan-akan tidak berada pada sebuah gili, melainkan pada desa pinggir pantai pada umumnya.

Aktifitas perdagangan berjalan dengan normal, bahkan disini tersedia warung makan dengan seafood yang menyajikan ikan-ikan segar. Harga barang kebutuhan sehari-hari pun tidak jauh berbeda dengan pedagang di daratan, kalaupun berbeda hanya sedikit berdasarkan perhitungan biaya transportasi laut yang digunakan pedagang ketika berbelanja barang dagangan ke kota.

Dari segi keelokan pantai, pemandangan di pantai Gili Maringkik sama indahnya dengan pantai-pantai di sekitarnya. Di sebelah utara pantai berwarna pink Gili Maringkik dilatarbelakngi oleh kemegahan Gunung Rinjani, sangat indah buat berpoto ria. Pada sisi yang lain nampak gili-gili yang mungil menawan. Lautan lepas pun terpampang menghampar bagai mengapungkan desa pulau yang padat penduduk itu.

11 Maringkik (1)Semilir angin pantai menambah kesyahduan yang tercipta. Hembusan yang datang sengaja mengusir cuaca panas sengatan matahari. Apalagi disana terdapat pohon-pohon tempat berlindung sembari menikmati makanan ringan atau bercengkerama dengan keluarga dan sahabat. Dari bawah rindangnya pepohonan, pengujung secara langsung dapat menyaksikan warna biru laut yang terpampang di depan mata. Panorama itu membuat pengunjung merasa betah untuk tinggal berlama-lama di Gili Maringkik.

Gili Bembeq Bukan Tempat Penggembalaan

Sepaket dengan perjalanan mengunjungi Gili Pasir dan Gili Kere atau Kahona, pengunjung dapat menyempatkan diri menginjakkan kaki di gili yang tidak terlalu jauh dari keduanya. gili ini oleh masyarakat setempat dinamakan Gili Bembeq (bembeq=kambing, bahasa Sasak). Kenapa gili ini dinamakan demikian? Apakah disini khusus dijadikan sebagai gilitempat penggembalaan kambing? Ternyata tidak, karena gili ini sama seperti gili di dekatnya, terdiri dari hamparan pasir walaupun banyak juga terdapat rerumputan dan pepohonan, namun tidak terlalu luas sehingga tidak cocok untuk ladang penggembalaan. Lagi pula untuk tetap menjaga kebersihan dan kenyamanan gili, maka tidak diperkenankan ada penggembalaan disana. Kalaupun boleh, terus kambingnya dari mana?

10 Bembeq (3)Gili Bembek dapat ditempuh selama sekitar 15 menit dari Gili Petelu. Gili Bembeq merupakan sebuah panorama alam yang mengagumkan, sehingga banyak yang menjulukinya sebagai nirwananya dunia. Walaupun itu julukan yang mungkin berlebihan, yang pasti Gili Bembeq airnya lebih jernih dari Gili Kere maupun Gili Petelu yang terkenal bersih itu. Makanya, kalau Gili Petelu saja airnya sudah jernih, maka di Gili Bembeq ini dapat dikatakan super jernih. Keadaan seperti itu memberikan rasa nyaman bagi setiap pengunjung. Hanya saja “lidah api” yang dikeluarkan oleh sang raja siang sungguh luar biasa menyengat. Rasa panas disini memang diatas rata-rata, dan akan terasa lebih panas lagi bagi yang tidak terbiasa dengan suhu tinggi.

Daya pikat andalan Gili Bembeq berupa pantai yang masih nampak bersih dengan taburan pasir “biji merica” berwarna pink. Keasliannya msih terjaga karena masih jarang pengunjung yang menginjakkan kaki disana. Sayangnya lagi, tidak terlalu banyak yang dapat dinikmati di atas pasir pink pada siang hari karena suhu udara di gili ini sangat panas.

Pemandangan memikat yang semakin menambah keindahan Gili Bembeq adalah banyak terdapat tebing-tebing berupa karang-karang yang tersusun rapi. Warna dominan putih dan pink karang-karang itu kelihatan mengkilat diterpa sinar mentari dan deburan ombak. Konon warna putih dan pink itu pengaruh dari kandungan belerang yang ada di sekitar gili.

10 Bembeq (4)Aktifitas yang bisa dilakukan selain menyaksikan panorama alam di sekelilingnya adalah berenang dan snorkling untuk menikmati pemandangan bawah lautnya. Terumbu karang masih terpelihara dengan baik, sehingga menyajikan keindahan alam yang mengagumkan. Gili Bembeq tidak berpenghuni sebagaimana juga Gili Petelu.

Berjalan Kaki Menuju Gili Kere atau Gili Kahona

Gili Kere atau Gili Kahona bersebelahan dengan Gili Pasir atau Gili Gosong dan Gili Petelu. Jadi rute yang ditempuh untuk ketiga gili tersebut adalah dari Kota Mataram – Bertais – Kediri – Praya (Lombok Tengah) – Mujur – Ganti – Keruak (Lombok Timur) – Pelabuhan Tanjung Luar. Keseluruhan rute ini membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 sampai 2,5 jam menggunakan mobil. Sedaangkan untuk mencapai ketiga gili dengan menggunakan perahu nelayan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Ketiga gili dari kejauhan memang nampak terpisah satu sama lain, namun sesungguhnya ia merupakan gugusan yang dulunya bersatu padu. Karena naiknya air laut akibat mencairnya es di kutub serta perputaran musim sehingga sebagian dari gili tersebut terendam air. Makanya, ketika air laut sedang surut, terbentang jalan pasir yang menghubungkan Gili Gosong dengan Gili Kere. Jalan yang cukup unik dan cantik, bagaikan jalan rahasia di bawah permukaan air laut. Karena jarak antara dua gili ini tidak terlalu jauh dan dihubungkan oleh jalan pasir, maka pengunjung dapat menelusuri jalan pasir itu untuk mengunjungi Gili Kere.

09 Kere (2)Daya tarik yang lainnya, dari segi komposisi dan tofografi, ketiga gili ini sama-sama menampilkan daya pesona yang eksotik. Sebuah pulau kecil yang indah dan alami dengan menonjolkan pantai menawan dan lautan pasir yang terhampar. Walaupun demikian dinatara hamparan pasir itu terdapat banyak pepohonan hijau. Pemandangan disini menakjubkan dan luar biasa. Rerumputan dan pepohonan hijau walau tidak terlalu banyak, namun membuat Gili Kere menjadi semakin cantik.

Gili Kere merupakan pulau yang berdiri diatas batu karang, sehingga jika pengunjung hendak menginjakkan kaki di atasnya, terlebih dahulu harus sedikit memanjat tebing karang tersebut untuk dapat menikmati keindahannya dengan sempurna. Setelah itu barulah dapat mengarahkan pandangan dengan leluasa ke seluruh penjuru. Di bagian selatan gili ini nampak putihnya Gili Gosong yang seakan-akan enggan muncul di permukaan. Ketika pandangan dialihkan ke sisi utara, nampak Gunung Rinjani berdiri dengan gagah bagaikan membingkai Pulau Lombok.

Sebagaimana umumnya tepi pantai, udara disini relatif panas, bahkan lebih panas dibanding pantai yang ada di Mataram atau Lombok Tengah. Bagi yang tidak terbiasa dengan cuaca panas, teriknya mentari di Gili Kere akan menguras adrenalin, dan dipastikan bisa bermandi keringat sebelum mandi dengan air laut. Tapi jangan khawatir, karena terik cahaya sang surya pada siang hari itu akan menjadi terabaikan ketika memandang ke arah lautan lepas di sekeliling gili. Gradasi air laut itu benar-benar menyejukkan mata.

KereBerbagai aktifitas linnya pun dapat pula dilakukan di Gili Kere, misalnya bersnorkling, berenang, dan berjemur.  Snorkling akan membawa pengunjung menikmati keindahan luar biasa pemandangan bawah laut di sekitar tiga gili ini. Cukup luas “taman” terumbu karang yang dapat ditelusuri. Terumbu karang yang masih alami atau belum terjamah. Dihiasi ikan-ikan cantik beraneka warna berenang kesana kemari.

Bagi pengunjung yang suka berenang dan berjemur di atas pasir putih, Gili Kere siap memberikan nuansa yang mengasyikkan. Sebaiknya berjemur atau berbaring di pasir putih ini dilakukan pada pagi menjelang siang hari, atau pada sore hari. Sebab kalau pada siang hari dijamin tidak akan mampu bertahan lama, karena cuaca panas yang menyengat.

Gili Kere adalah salah satu gili yang sudah banyak penghuninya. Mayoritas penduduk disini adalah para nelayan, dan selebihnya pedagang yang sengaja diberikan tempat oleh pengembang. Dengan demikian, Gili Kere kesehariannya relatif lebih ramai dan itu sekaligus menciptakan kenangan tersendiri bagi setiap pengunjung yang menyempatkan diri singgah disana. Dari para nelayan, pengunjung dapat membeli ikan untuk konsumsi selama berada di gili, atau sekedar melihat-lihat aktifitas para nelayan yang lalu lalang menekuni kegiatannya sehari-hari.

Nikmatnya Tersesat di Gili Pasir

Dengan melakukan perjalanan yang dimulai dari Kota Mataram – Bertais – Kediri – Praya (Lombok Tengah) – Mujur – Ganti – Keruak (Lombok Timur) – Pelabuhan Tanjung Luar dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam menggunakan mobil, pengunjung dapat menemukan beberapa gili yang berjejer di kawasan ini. Gugusan cantik itu bisa dikunjungi dengan menyeberang dari Pelabuhan Tanjung Luar menggunakan boat yang dapat disewa di lokasi penyeberangan, baik secara perorangan maupun kelompok. Salah satu dari deretan gili itu adalah Gili Pasir atau Gili Gosong.

08 Gili Gosong (1)Panorama alam perairan Tanjung Luar di Kabupaten Lombok Timur terpampang indah dari Gili Gosong. Gagahnya Gunung Rinjani diselimuti awan putih dan langit biru semakin mempesona siapapun yang memandangnya. Ukuran Gili Gosong yang ‘hanya’ seluas lapangan futsal membuat wisatawan merasa seperti tersesat di pulau pasir kecil yang dikelilingi lautan luas. Merasa tersesat dalam panorama keindahan yang tiada tara, bagaikan tempat asing yang sangat menakjubkan. Nyaris tak ada rasa bosan berada di gili mungil ini.

Berbagai aktivitas bisa dilakukan di gili ini, misalnya yang suka berenang tersedia area yang cukup luas dengan kondisi pantainya yang bersih, sehingga air laut nampak berkilau dihiasi debur ombak yang semakin memanjakan mata. Gili ini adalah gugusan pasir yang membentuk pulau-pulau kecil yang sebenarnya bersambungan dengan pulau disebelahnya, sehingga saat air laut surut, pengunjung bisa melihat jalan pasir yang tembus sampai Gili Kere/Gili Kahona. Pikiran akan melayang ke negeri dongeng, bagaikan melewati jalan pasir itu, kemudian air pasang dan jadilah tersesat di Gili Pasir. Begitulah nikmatnya tersesat di gili tak berpenghuni ini, walaupun kelihatan ada beberapa orang yang lalu lalang, itu tak lain adalah pengunjung yang bersama-sama menikmati kesyahduan yang disajikan Gili Gosong.

08 Gili Gosong (2)Setelah puas berenang dan menikmati jalan bawah laut, maka berjemur di atas pasir di bawah terik matahari akan terasa sangat nyaman. Apalagi ketika pasir halus itu menyentuh selauruh bagian tubuh, rasanya bagaikan mandi air hangat yang menyegarkan badan. Dan jangan khawatir akan kehabisan pasir hehehehe, namanya juga Gili Pasir, maka seluruh gili ini ditutupi pasir halus berwarna hitam keputih-putihan. Rasanya tak berlebihan jika dikatakan gili ini sangat cocok untuk berfoto-foto ria di sekelilingnnya. Mudah-mudahan tidak terjadi kegiatan pengerukan pasir di gili ini agar keberadaanya tetap lestari dan tidak tergerus air laut, sehingga tetap menjadi obyek wisata Lombok Timur yang unik dan menawan.

Gili Petelu, Lokasi Berenang Ditemani Anak Hiu

Tidak hanya di bagian ujung timur Pulau Lombok pengunjung dapat menikmati tempat wisata gili. Di bagian selatan pun tak kalah banyak gili-gili yang berderet indah menawan dengan ciri khas masing-masing. Salah satunya adalah Gili Petelu, yaitu sebuah pulau kecil yang sering disebut juga dengan nama Gili Tiga (telu=tiga). Memang secara penampakan terdapat 3 buah gili yang berdekatan dalam satu kawasan, seakan-akan bersambung menjadi satu kesatuan.

Gosong PeteluGili Petelu berada di Tanjung Luar Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur. Menuju Gili Petelu bisa ditempuh dengan menyeberang melalui Pelabuhan Tanjung Luar dan bisa juga dari Pantai Tangsi atau Pantai Pink. Hanya saja pengunjung lebih banyak menyeberang dari Tanjung Luar karena fasilitas jalan kesana lebih bagus dibandingkan dengan ruas jalan menuju Pantai Pink. Untuk sampai ke Gili Petelu, nelayan dan pengelola setempat menyediakan kapal atau perahu yang bisa disewa oleh pengunjung dengan harga yang sangat terjangkau dan tersedia sepanjang pekan.

Gili Petelu yang merupakan pulau karang dengan luas tidak seberapa ini memiliki berbagai keunikan yang tidak kalah memikat. Kontur gili yang berbukit dengan view menakjubkan dari puncaknya. Pandangan akan terbentur pada keindahan semacam teluk dengan air laut yang bening dan ombak yang tenang. Sangat menggoda untuk menuruni dan berenang disana. Ketenangan itu menciptakan kesan seakan-akan sedang berenang di kolam pribadi. Hamparan pantai Gili Petelu nampak bersih sehingga jelas bentuk dan warna pasirnya seperti butiran merica dan berwarna putih.

PeteluBukan hanya asyik sebagai tempat berenang, pantai Gili Petelu juga menarik untuk aktivitas snorkling dan dengan leluasa mengelilingi Gili Petelu dari ujung ke ujung. Ditambah dengan sensasi pemandangan bawah laut berupa terumbu karang yang berwarna warni. Dan jangan lewatkan untuk merasakan sensasi berikutnya, yaitu berenang atau bersnorkling ditemani anak-anak hiu yang menakjubkan, walaupun kini jumlahnya sudah tidak banyak lagi.

Rute perjalanan yang dapat ditempuh dari Mataram – Bertais – Kediri – Praya (Lombok Tengah) – Mujur – Ganti – Keruak (Lombok Timur) – Pelabuhan Tanjung Luar.

Gili Bidara, Gili Persinggahan Nelayan

Satu lagi gili cantik yang dapat ditemui ketika berjalan-jalan mengitari lautan Selat Alas. Gili Bidara namanya, yang terletak tepat di antara Gili Kapal, yaitu gili yang timbul tenggelam dan Gili Kondo. Gili Bidara terbilang gili yang ramai dengan aktifitas, karena Gili Bidara merupakan pulau yang dihuni oleh para nelayan. Walaupun bukan untuk menetap selamanya, gili ini biasanya dipakai oleh para nelayan hanya untuk persinggahan saat beristirahat setelah lelah memancing ikan, atau untuk sekedar menginap beberapa malam, sebelum pulang membawa hasil tangkapan mereka. Untuk keperluan itu, biasanya para nelayan membuat rumah bedek seadanya, sekedar untuk bisa terhindar dari sengatan sinar matahari atau guyuran hujan yang sewaktu-waktu terjadi. Mereka tak lupa memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk menanam ubi dan sayur-sayuran yang bisa dikonsumsi ketika mereka menginap disana.

07 Gili BidaraGili ini relatif lebih dikenal karena banyaknya penghuni singgah yang tinggal disana. Tak salah jika pemerintah kabupaten Lombok Timur memberikan perhatian dengan membangun dermaga tambatan perahu sejak  tahun 2013. Terlepas dari permasalahan yang timbul dari pelaksanaan pembangunan itu, yang pasti keberadaan tambatan perahu lebih menjanjikan masa depan bagi para nelayan yang banyak menggantungkan hidupnya dan keluarga dari pekerjaan melaut.

Bagi wisatawan, keberadaan dermaga tambatan perahu akan menyajikan kesan rapi dan teratur, sekaligus menghidupkan suasana dengan aktivitas nelayan dan pengelola. Sebagai tujuan wisata, Gili Bidara tak kalah cantik dan indah dibanding gili-gili lain yang ada di dekatnya. Tumbuhan yang menghijau memberikan nuansa kesejukan disamping sajian keindahan pemandangan alam yang menawan. Menjangkaunya pun cukup mudah karena sudah tersedia fasilitas transportasi kesana. Karena letaknya berdekatan dengan Gili Kondo dan Gili Kapal, maka rute menuju Gili Bidara dari Mataram sama seperti rute ke Gili lainnya yang Berdekatan disana. Dari Narmada (Bertais) – Kopang – Masbagik – Pringgabaya – Labuhan Lombok – Sambelia – Dermaga Taman Wisata Gili Lampu atau bisa langsung ke Transad di Desa Labuhan Pandan. Tinggal ikuti saja petualangan keliling gili demi gili dan menikmati panorama yang mampu menyejukkan mata dan menenteramkan jiwa.

Gili Kapal, Gili Timbul Tenggelam

Masih ingat ketika mengunjungi Gili Kondo sempat melihat sebuah gili aneh yang kadang ada kadang tidak. Nah itulah dia yang dinamakan Gili Kapal. Kenapa dinamakan demikian? Konon dulu seringkali kapal menabrak pulau pasir ini karena tidak kelihatan. Karena begitu kecilnya gili ini sehingga sering timbul dan tenggelam tergantung pasang surut air laut. Jadi untuk dapat melihat gili ini tentunya harus menunggu saa-saat air laut surut. Maka, jika ingin berkunjung ke Gili Kapal, harus siap-siap bangun pagi, karena sekali lagi, gili ini hanya ada di saat air laut sedang surut yaitu pada pagi dan sore hari. Dan pagi hari adalah momen terbaik yang direkomendasikan untuk mengunjungi gili ini. Karena selain air laut sedang surut, pantulan cahaya matahari membuat birunya air laut di Gili Kapal menjadi sangat sempurna.

Gili Kapal juga menarik untuk aktivitas snorkling. Disini pun tersedia tempat menyewa peralatan dengan harga terjangkau. Pengunjung dijamin tidak menyesal, karena di sekeliling gili terdapat pesona bawah air yang cantik. Coral dan terumbu karang serta ikan-ikan kecil beraneka warna siap menyapa setiap pengunjung yang menjadi tamunya.

05 Gili Kapal (1)Menikmati perjalanan waktu sambil berfoto ria dan tebar senyum canda di Gili Kapal sepertinya tidak cepat membosankan, karena setiap sudutnya bisa dijadikan latar bagus untuk berfoto. Di sebelah barat lereng Gunung Rinjani yang kokoh dan cantiknya Gili Petagan bisa menjadi latar. Demikian pula di sebelah timur nampak anggunnya Pulau Sumbawa yang terasa sangat dekat, lengkap dengan gunung Tamboranya. Sebelah utara ada terhmapar lautan Selat Alas yang penuh dengan keindahan deretan gili-gili dan di sebelah selatan masih ada gili berikutnya, yaitu Gili Kondo. Mau nuansa pantai dengan riak-riak kecil gulungan air laut yang relatif tenang juga bisa. Atau berputar sekalian bersama-sama pasir yang menutupi seluruh gili kecil ini. Singkat kata, Gili Kapal memang te-o-pe deh.

05 Gili Kapal (3)Rute menuju Gili Kapal dari Mataram – Narmada atau Bertais – Kopang – Masbagik – Pringgabaya – Labuhan Lombok – Sambelia – Dermaga Taman Wisata Gili Lampu atau bisa langsung ke Transad di Desa Labuhan Pandan. Tersedia banyak lokasi penyeberangan menuju pulau-pulau kecil (gili) disini. Mengunjungi Gili Kapal bisa dengan menyeberang melalui Pantai Pidana (Transad), dari Labuhan Lombok  maupun dari Pantai Gili Lampu.

Gili Petagan, Cari Satu Dapat Lebih Dari Tiga

Gugusan pulau kecil yang berada di Selat Alas menyajikan aneka ragam kekayaan nusantara yang berada di Pulau Lombok. Selain Gili Kondo dengan terumbu karangnya yang menakjubkan, atau juga pemandangan indah bawah laut di Gili Sulat, maka pada deretan itu terdapat Gili Petagan. Gili ini tepat berlokasi berdekatan dengan Gili Bidara dan Gili Kondo atau Gili Bageq. Sesungguhnya dari ketiga gili yang disebutkan tersebut, Gili Petagan terlihat lebih menonjol karena gili ini memang paling besar dan luas. Konon pada masa penjajahan Jepang dan menjelang pendaratan tentara sekutu, gili ini dihuni oleh tentara Jepang. Mereka menanam pohon bakau di sekeliling gili, dengan maksud untuk menghalang pantauan musuh. Karena letaknya yang strategis tetapi tersembunyi, gili ini dianggap bagus untuk tempat persembunyian dan pertahanan. Pertumbuhan mangrove di gili ini sangat pesat, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, pulau kecil ini telah dipenuhi dengan tanaman bakau atau mangrove, sehingga sampai saat ini gili tersebut sering dinamakan sebagai Pulau Bakau. Dan itulah kini menjadi daya tarik istimewa Gili Petagan. Jejeran tanaman bakau menghiasi hampir seluruh sudut pulau yang memancarkan pesona tersendiri.

04 Gili PetaganGili Petagan bersama dua gili lainnya, yaitu Gili Sulat dan Gili Lawang menjadi tiga gili yang menghadirkan panorama hutan bakau yang menarik minat wisatawan, akademisi dan peneliti dari berbagai kawasan. Seperti dua gili lainnya, maka pemandangan bawah laut di Gili Petagan juga dapat diandalkan. Biaya mengunjungi gili ini menjadi relatif murah, karena  sepaket dengan biaya mengunjungi gili-gili lain di sekitarnya. Pengunjung hanya menyeberang baik dari pelabuhan transad di Labuhan Pandan, maupun dari kawasan taman wisata Gili Lampu di Desa Padak Guar Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur. Transportasi seperti ojek kapal/perahu tersedia sepanjang hari. Rute perjalanan dari Mataram sama seperti rute mengunjungi Gili Sulat, Gili Lampu, Gili Kondo, Gili Kapal dan gili-gili lain di sekitarnya. Dengan demikian, mengunjungi gili ini sekaligus dapat mengunjungi gili-gili lainnya.

Gili Kondo, Gili Penuh Pesona

Tidak kurang dari 30 gugusan gili (pulau kecil) terdapat di bagian timur Pulau Lombok. Tepatnya di perairan wilayah Kecamatan Sambelia yang merupakan bagian dari Selat Alas, yaitu selat yang menghubungkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Salah satunya adalah Gili Kondo atau Gili Bageq, sebuah gili yang tidak berpenghuni. Gili Kondo dapat dicapai melalui Pantai Transad di Kecamatan Sambelia (ditempuh sekitar 25 menit) dan bisa pula dari Pelabuhan Kayangan Labuhan Lombok (dengan waktu tempuh sekitar 45 menit). Walaupun Pantai Transad pasirnya berwarna hitam, namun pada beberapa gili tersebut pasirnya berwarna putih, termasuk Gili Kondo. Gili ini berfungsi sebagai tempat konservasi pemeliharan terumbu karang. Di Gili ini pengunjung dengan leluasa dapat menikmati alam bawah laut yang eksotik dengan snorkling.

02 Gili Kondo (1)Selain Gili Kondo atau Gili Bagek, ada pula banyak gili di sekitarnya seperti Gili Petagan, Gili Sulat dan lain-lain. Gili ini menyuguhkan keindahan yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Keindahannya dijamin dapat menghipnotis pengunjung untuk tinggal berlama-lama disana.

Sebagian besar gili ini terdiri dari pasir putih, ditengah-tengah terdapat pepohonan dan coutage-coutage penginapan untuk wisatawan yang menginap. Hamparan pasir putih yang luas dan gradasi warna air laut yang nampak semakin jauh semakin membiru tua sebagai penanda tingkat kedalaman air laut yang jernih. Gili ini sangat bersih karena memang keasriannya selalu dijaga dan dilestarikan dengan baik oleh penjaga gili.

02 Gili Kondo (2)Di dekat Gili Kondo terdapat gili lainnya yaitu Gili Kapal yang aneh, karena gili tersebut kadang ada dan kadang menghilang. Hal itu disebabkan karena ketika air laut pasang gili itu tenggelam dan baru nampak kembali sewaktu air laut surut.  Ketika berdiri di pinggir pantai Gili Kondo menghadap ke arah barat, akan nampak kemegahan dan keperkasaan Pulau Lombok dengan Gunung Rinjani-nya yang menjulang tinggi. Pemandangan akan bertambah indah dan menakjubkan sewaktu matahari terbenam di balik Gunung Rinjani, seakan-akan bola raksasa itu tenggelam di Segara Anak dan menghilang entah kemana.

Disebelah timur sejauh mata memandang tertata dengan rapi gugusan Pulau Sumbawa Besar dan Kecil yang mempesona. Sedangan di sebelah utara terdapat Gili Petagan dan Gili Bidara yang tidak kalah cantiknya serta berpasir putih. Bahkan pada saat air laut surut, wisatawan bisa berjalan kaki saja ke Gili Bidara yang jaraknya hanya sekitar 500 meter dari Gili Kondo.

Snorkling salah satu cara untuk menikmati keindahan bawah laut Gili Kondo. Di sekitar pantai pun dapat digunakan sebagai area snorkling, dan tentunya tidak khawatir karena tidak begitu dalam. Pada kedalaman sekitar 1 – 2 meter sudah dapat ditemukan terumbu karang dengan kawanan ikan yang bermain diantara batu karang. Apabila masih kurang puas bersnorkling di area pantai, bisa dilanjutkan dengan menyewa perahu untuk mencari spot snorkling yang lebih menakjubkan. Di Gili ini terdapat banyak spot snorkling yang mesti dinikmati bila sempat berkunjung kesana, karena keindahan alamnya yang sangat menakjubkan.

02 Gili Kondo (3)Selain dengan snorkling, menikmati keindahan Gili Kondo bisa juga dengan berjalan-jalan menyusuri garis pantai yang luas pulaunya hanya 1 km. Ketika berada di Gili Kondo, serasa bagaikan tinggal di pulau pribadi, karena kalau tidak hari libur gili ini nyaris tidak ada pengunjung.

Rute perjalanan untuk mencapai Gili Kondo yang merupakan tempat sempurna untuk menikmati liburan bersama orang tercinta maupun sekedar bersenang-senang bersama pasangan dan sahabat-sahabat tersayang sangat mudah. Dari Mataram (Bertais) menggunakan bus jurusan Labuhan Lombok dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Selanjutnya dari Labuhan Lombok bisa ditempuh dengan dua cara. Melalui laut menggunakan kapal penyeberangan sekitar 45 menit sampai di Gili Kondo. Sedangkan melalui darat, sampai di Labuhan Lombok lanjutkan perjalanan bus ke Sambelia. Dari sini menyeberang menggunakan kapal dengan jarak tempuh sekitar 20-25 menit.