Kutipan Pekan Ini 010915

Berita hangat apa saja yang menjadi sorotan media pada pekan Pertama bulan ini? SPI memilih topik tentang, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kekerasan terhadap anak dan pernikahan usia dini yang masih marak di NTB.

  1. Dari Lombok Timur diberitakan “Cegah Pernikahan Usia Dini, Komisi IX DPR Buka FGD”. Focus Group Discussion dengan tema Pendewasaan Usia Perkawinan dipusatkan di Pondok Pesantren Sirojul Ulum, Mamben Kecamatan Wanasaba Lombok Timur. FGD dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada para santri mengenai resiko terhadap perkawinan usia dini. Sehingga diharapkan para santri lebih dini mengetahui berbagai dampak dan resiko melakukan perkawinan pada usia dini, untuk selanjutnya mereka dapat menunda umur perkawinan atau pendewasaan usia kawin untuk mendapatkan kualitas kehidupan rumah tangga serta keturunan yang lebih berkualitas. (Radar Lotim)
  2. Dari Kota Mataram dikhabarkan, “Mataram dan Lobar Jadi Sorotan Komnas Anak”. Kawasan Senggigi Lombok Barat dianggap selama ini sebagai surga pelaku eksploitasi dan kekerasan terhadap anak. Berdasarkan laporan yang diterima Komnas PA, banyak pelaku adalah wisatawan asing yang berada di Senggigi. Ada anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual karena diiming-imingi hadiah oleh pelaku, dan korban biasanya dari keluarga miskin. Kemiskinan warga di sekitar lokasi wisata Senggigi dimanfaatkan oleh para turis asing. Demikian pula dengan kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota Mataram cukup tinggi, sehingga diperlukan peran serta semua elemen masyarakat untuk fokus menyatakan perang terhadap eksploitasi dan kekerasan terhadap anak. Langkah pemkot Mataram yang diwacanakan untuk menjadi Kota Layak Anak sangat diapresiasi, sehingga diharapkan sampai 2018 mendatang, bukan hanya Kota Mataram yang menjadi kota layak anak, melainkan semua kabupaten/kota di NTB. (Radar Mataram)
  3. Lembaga Swadaya Masyarakat, BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) NTB menerima pengaduan KDRT di Kota Mataram. Sejak Agustus, pihaknya telah menerima 40 laporan dari warga, terutama oleh perempuan yang mengalami kekerasan fisik dan psikis dari suaminya. Motif yang menyebabkan terjadinya kekerasan kebanyakan masalah sepele, seperti tidak disiapkan makanan, masalah hubungan suami istri dan akibat cemburu. Selanjutnya menyikapi laporan tersebut, pihak BaKTI membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi bahkan ada yang dibawa ke ranah hukum. Kemudian pada masing-masing kelurahan dibentuk kelompok konstituen yang bertugas melapora KDRT di wilayahnya masing-masing, sehingga masyarakat dapat melaporkan kasusnya di lingkungan terdekat. (Radar NTB).
  4. Camat Batulayar Lombok Barat, Suparlan, menemukan fakta yang memprihatinkan mengenai masih banyaknya anak-anak yang dipekerjakan di tempat-tempat hiburan di Senggigi yang notabene menjadi salah satu wilayah kerjanya. Di tempat itu, banyak pengunjung dan pekerja yang ditemuinya di sejumlah diskotik merupakan anak-anak perempuan dibawah usia 18 tahun. Anak-anak ini menggunakan pakaian seksi yang sangat tidak pantas dipergunakan. Camat Batulayar sudah melakukan koordinasi dengan Kapolsek Senggigi dan Kepala Desa Senggigi untuk mencari solusi terhadap permasalahan itu. Misalnya dengan membatasi pengunjung atau pekerja diskotik dan cape agar tidak membiarkan anak di bawah umur menjadi pengunjung atau pekerja. (Radar Lombok)
  5. Foto: Ilustrasi
    Foto: Ilustrasi

    Kasus pernikahan usia dini di Lombok Barat meningkat drastis dari tahun ke tahun berdasarkan catatan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP). Pada tahun lalu angkanya mencapai 7 ribu kasus, sedangkan pada tahun ini sampai bulan September sudah mencapai 8 ribu kasus. Maka untuk mengatasinya diperlukan kerjasama semua pihak, karena tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah daerah saja. Berbagai langkah dilakukan untuk menekan kasus pernikahan dini, salah satunya adalah dengan mengadakan penyuluhan dengan tema “Merariq Kodeq Bukan Budaya Sasak” yang berlangsung di aula Kantor Kepala Desa Gunung Sari dihadiri oleh elemen PKK, Karang Taruna, aparat desa dan warga masyarakat umum. (Radar Lobar)

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.